Mencoba memotret sekitar Nol Kilometer Jogja (tempo doeloe kawasan ini orang menyebutnya sebagai Air Mancur) - dan sekitarnya dikala senja...
Foto 1.
Hitam Putih BI
Bangunan tinggalan Kolonial Belanda ini masih berdiri megah nan kokoh di sebelah timur Kantor Pos Besar Jogja yang juga warisan dari negeri Marco van Basten itu. Gedung putih bersih ini sekarang dimanfaatkan sebagai salah satu kantor Bank Indonesia Cabang Yogyakarta. Please, jangan nanya dulu sebelah timur laut bangunan ini buat praktek apa... Please, ga usah nanya...ntar pada tau kalo di situ dulu banyak mbak-mbak yang kadang kadang berkumis tipis karena lupa bercukur ketika mau berangkat dinas...:p. Tapi itu duluuu, dulu bangetttt...
Bangunan tinggalan Kolonial Belanda ini masih berdiri megah nan kokoh di sebelah timur Kantor Pos Besar Jogja yang juga warisan dari negeri Marco van Basten itu. Gedung putih bersih ini sekarang dimanfaatkan sebagai salah satu kantor Bank Indonesia Cabang Yogyakarta. Please, jangan nanya dulu sebelah timur laut bangunan ini buat praktek apa... Please, ga usah nanya...ntar pada tau kalo di situ dulu banyak mbak-mbak yang kadang kadang berkumis tipis karena lupa bercukur ketika mau berangkat dinas...:p. Tapi itu duluuu, dulu bangetttt...
![]() |
Hitam Putih BI Gedung Bank Indonesia Yogyakarta 18 Desember 2012; 16:15 Canon: f4.5 - 1/125 |
Foto 2. Cinta Pos
Sama sekali saya tidak ada rencana untuk motret barang ini. Saya juga baru sekali itu melihat monumen mungil ini. Dan pas saya numpang shalat maghrib di Kantor Pos Besar Jogja, saya melewati obyek itu dan jepretttt!!!
Sempat sih terpikir untuk bawa sepeda itu buat pulang daripada harus ngebis (di Jogja, jam segitu bis udah pada bobok manis di pool-nya kaleee...). Tapi berhubung ban-nya gembos, dengan senang hati saya urungkan niat jahat itu... Behhh...
![]() |
Cinta Pos Monumen Ultah Pos 265 Kantor Pos Besar Yogyakarta 18 Desember 2012; 18:35 Canon: f4 - 1/80 |
Foto 3. Kapal Othok-othok
Seorang bapak tua penjual perahu 'othok-othok di' arena pasar malam sekaten. Perahu othok-othok ini sudah ada bahkan ketika pertama saya menginjakkan kaki di alun-alun utara lebih dari 3 dasa warsa yang lalu (ketauan tuanya cuyy...:)). Perahu kaleng yang hanya bisa jalan ketika 'buntut'nya diisi air dan 'geladak' yang berisi sumbu dari kapas yang diberi minyak kelapa dan dibakar... othok....othok..othok..othok...
(Pake minyak kelapa aja bisa jalan, gimana kalo tuh sumbu dikasih pertamax atau premix yah... Dijamin bablas, se ember-embernya...:))
Perlu
kesabaran ekstra untuk mendapatkan foto ini karena bapak tua ini
menjual kapalnya persis di pinggir jalan paling ramai menuju arena pasar
malam yang juga menjadi jalan keluar-masuk motor parkir... Ditambah
lagi si bapak yang selalu sibuk bergerak menata dagangannya yang sudah
laku beberapa buah selama saya menunggu ambil gambar ini. Nunggu momen sambil makan sate kendal (sate dari gajih sapi/ kambing) yang ternyata bikin lidah saya terasa sangat tebal sampai besok paginya....)
Ternyata tidak hanya kapal othok-othok yang dijual. Sepertinya bapak itu juga anggota Japanese Movie Lovers, ada sedikit bukti....beliau juga menjual topeng-topeng robot seperti di filem-filem buatan negerinya Mbak Maria Ozawa itu...;)
Foto 4. Menunggu Penumpang
Ada sekilas romantisme ketika mengambil gambar ini. Percayalah, bukan karena saya dulu tukang becak....! Tapi saya pernah selama 2 tahun 'memburuh' di gedung belakang becak itu. Foto ini saya buat dengan kecepatan yang sangat rendah, mendekati 'bulp', pas saat si abang becak meninggalkan becaknya untuk merayu para turis agar menaiki kendaraan keramatnya itu... Dia gagal, dan dia ambil becaknya kemudian pergi. Dan saya berhasil, dan saya ambil tripod kemudian pergi.
Ternyata tidak hanya kapal othok-othok yang dijual. Sepertinya bapak itu juga anggota Japanese Movie Lovers, ada sedikit bukti....beliau juga menjual topeng-topeng robot seperti di filem-filem buatan negerinya Mbak Maria Ozawa itu...;)
![]() |
Kapal Othok-othok Arena Sekaten Alun-alun Utara Yogyakarta 18 Desember 2012; 19:30 Canon: f2.8 - 1/40 |
Foto 4. Menunggu Penumpang
Ada sekilas romantisme ketika mengambil gambar ini. Percayalah, bukan karena saya dulu tukang becak....! Tapi saya pernah selama 2 tahun 'memburuh' di gedung belakang becak itu. Foto ini saya buat dengan kecepatan yang sangat rendah, mendekati 'bulp', pas saat si abang becak meninggalkan becaknya untuk merayu para turis agar menaiki kendaraan keramatnya itu... Dia gagal, dan dia ambil becaknya kemudian pergi. Dan saya berhasil, dan saya ambil tripod kemudian pergi.
![]() |
Menunggu Penumpang Titik Nol Jogja 18 Desember 2012; 18:55 Canon: f22 - 15 |
foto 5.
Tong Setan.
Sumpah berisik banget...! Satu hal yang wajib dipertaruhkan ketika anda mempunyai hasrat menikmati tontonan ini adalah kuping. Alangkah baiknya sebelum berangkat, anda mampir ke warung, toko, atau apalah itu untuk membeli kapas, tissue, atau kain lap...buat sekedar meredam suara geberan knalpot motor-motor tua itu ke telinga.
Meskipun saya tidak fokus oleh atraksi gila para artis itu (karena terlalu fokus dengan lensa yang salah pasang...gubraakkkk...!!!), tapi saya bisa merasakan bahwa ini atraksi berbahaya..hehe.. Pokoknya Don't try this at home! Selain beresiko tinggi, juga akan susah bawa tong yang segede kandang gajah itu...;)
Dibalik kelusuhan para artis tong setan itu (andai saja mereka bendandan layaknya Valentino Rossi gitu, pasti akan lebih menarik), ga ada yang berani memungkiri bahwa mereka mempunyai bakat spesial: main tong setan! haiyaahh..!!! Yes, mereka pandai mengendarai motor! Hadewhh..!!! Ya iyalah masak kuda buat tong setan...?
Satu lagi yang cukup menggelitik adalah tulisan-tulisan jujur di tong mereka, yang sayangnya tidak semua terekam dalam foto ini. Sekilas tulisan-tulisan itu mirip dengan curhatan para sopir truk yang terekam di bak belakang kendaraannya... *sekian
Sumpah berisik banget...! Satu hal yang wajib dipertaruhkan ketika anda mempunyai hasrat menikmati tontonan ini adalah kuping. Alangkah baiknya sebelum berangkat, anda mampir ke warung, toko, atau apalah itu untuk membeli kapas, tissue, atau kain lap...buat sekedar meredam suara geberan knalpot motor-motor tua itu ke telinga.
Meskipun saya tidak fokus oleh atraksi gila para artis itu (karena terlalu fokus dengan lensa yang salah pasang...gubraakkkk...!!!), tapi saya bisa merasakan bahwa ini atraksi berbahaya..hehe.. Pokoknya Don't try this at home! Selain beresiko tinggi, juga akan susah bawa tong yang segede kandang gajah itu...;)
Dibalik kelusuhan para artis tong setan itu (andai saja mereka bendandan layaknya Valentino Rossi gitu, pasti akan lebih menarik), ga ada yang berani memungkiri bahwa mereka mempunyai bakat spesial: main tong setan! haiyaahh..!!! Yes, mereka pandai mengendarai motor! Hadewhh..!!! Ya iyalah masak kuda buat tong setan...?
Satu lagi yang cukup menggelitik adalah tulisan-tulisan jujur di tong mereka, yang sayangnya tidak semua terekam dalam foto ini. Sekilas tulisan-tulisan itu mirip dengan curhatan para sopir truk yang terekam di bak belakang kendaraannya... *sekian
Tong Setan Arena Sekaten Alun-alun Utara Yogyakarta 18 Desember 2012; 19:15 Canon: f5.6 - 1/15 |
joos gandos klewes klewes... jogja liveable city....terutama mbantul...
BalasHapusjosss gandos klewes klewes...jogja liveable city...terutama mbantul
BalasHapus